Sumber: beritagar.id |
Karikatur
Karikatur dan Kritik Sosial. Ketika kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin sulit dan terhambat, maka karikatur merupakan salah satu media alternatif dalam bentuk komunikasi visual yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan kritik sosial tersebut. Oleh karena itu karikatur menjadi sesuatu yang sangat penting dan bermakna luas.
Menggambar karikatur, selain bernilai artistik, sebuah karya karikatur yang baik memiliki daya kecerdasan, ketajaman, kritis dan ekspresif dalam menanggapi fenomena kehidupan masyarakat yang ada, yang kemudian kritik sosial tersebut dikemas secara humoris bukan anarkis.
Karikatur lucu menjadi suatu media penyampaian pesan bergambar sederhana yang juga menyalahi anatomi. Namun untuk mencapai kelucuan dan kesederhanaan tersebut diperlukan keseriusan, kejelian dan dituntut memiliki wawasan humoristic sekaligus daya imajinatif yang tinggi. Ini berarti bahwa untuk menggoreskan kartun yang sederhana ternyata tidak sesederhana yang dipikirkan banyak orang. Goresan gambar sederhana namun menyimpan makna dan menarik untuk dinikmati.
Meskipun banyak sekali media komunikasi saat ini, namun informasi bergambar masih jauh diminati ketimbang informasi tertulis, karena mengamati gambar memang jauh lebih mudah. Dengan demikian media gambar merupakan metode yang paling cepat dalam menanamkan pemahaman, sekalipun gambar tersebut tidak disertai dengan tulisan.
Baca Juga: Pengertian Karikatur, Contoh Karikatur, Cara Menggambar Karikatur, Ciri-Ciri Dan Fungsi
Definisi Karikatur
Pengertian karikatur sendiri berasal dari bahasa Itali "caricare" yang artinya memberi muatan atau tambahan ekstra. Karikatur sudah mulai berkembang sejak abad ke-18. Hingga saat ini karikatur sudah sedemikian merebak keseluruh belahan dunia sebagai seni khusus gambar distorif wajah seorang figur masyarakat.
Menurut Lenn Redman dalam buku terjemahannya "How to Draw Caricatures" inti dasar karikatur bukanlah pada penyimpangan arti, melainkan pada melebih-lebihkan sesuatu, terutama yang menjadi sorotan atau pemberitaan. Karikatur harus lebih mendekati kebenaran, bukan justru malah sebaliknya menjauhi kebenaran.
Karikatur Media Kritik Cerdas
Karikatur sebagai media kritik yang cerdas, juga disebut sebagai “Penumpukkan bara diatas kepala sasaran’’. Penyindiran terhadap sesuatu yang dibalut dengan humor jenaka yang pahit. Seorang kartunis bukanlah bermaksud menghina sasaran, namun membuka kedok sasaran dalam karya karikaturnya dan memperlihatkan pada khalayak apa yang ia anggap benar. Ini sebuah pilihan yang membuat banyak kartunis menghadapi konsekuensi yang tidak mengenakkan akibat karyanya.
Sumber: defacto.id |
Kritik yang tidak berbahasa kejam menghantam, tetapi ada bantalan empuknya demi meredam benturan keras yang berakibat fatal. Namun kritik empuk berkat humor seperti yang kita lihat dan nikmati dalam gambar karikatur diibaratkan seperti angin, lembut empuk tetapi dapat membuat orang masuk angin.
Seperti yang diungkapkan alm. Romo Mangun, bahwa karikatur bagaikan kincir angin,yang mampu memompa air menghirup serta energi yang diperlukan kehidupan, walaupun daya pemutarnya hanyalah sesuatu yang empuk lembut. Itu adalah gaya humornya.
Oleh karena itu karikatur lelucon politik dalam suatu Negara yang masyarakatnya masih berwawasan sempit sering kali menuai ancaman, bahkan dianggap tabu, dicekal oleh penguasa, apa lagi hidup dalam Negara yang sedikit banyak bersifat totaliter diktatorial.
Seorang kartunis tidak hanya asal mengarikatur belaka dengan maksud mencekik sasaran. Karena lucu atau tidaknya karikatur selalu datang dari mental yang dewasa dan berkadar sikap mulia. Ciri khas dari sebuah karya karikatur secara visual mampu menyuguhkan lelucon atau humor yang cerdas melalui media gambar. Sebuah karya kartun memang mengandung banyak sisi kenyataan dan itulah barang kali yang justru mengasyikkan.
Baca Juga: Gerakan Pers Mahasiswa
No comments:
Post a Comment