Gerakan Pers Mahasiswa

Rouf Creative | Creative Graphic Design

Pers mahasiswa

Pers Mahasiswa

Gerakan Pers MahasiswaPers mahasiswa dan gerakan mahasiswa ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Ini terasa amat relevan mengingat peran lembaga pers mahasiswa atau pers mahasiswa yang bergerak melalui penguatan wacana dan pembentukan opini publik adalah bagian dari dimensi gerakan mahasiswa. 

Eksistensi gerakan pers mahasiswa pun telah terbukti jauh sebelum Indonesia merdeka. Ini dapat dilihat dari Indonesia Merdeka yang diterbitkan sejak 1920-an oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda, telah menempatkan gerakan media mahasiswa sebagai agen pemasok informasi faktual dan propaganda gerakan sosial di Indonesia.

Teori Pers Tanggungjawab Sosial

Teori tanggungjawab social punya perkiraan primer : bahwa kebebasan, mengandung didalamnya suatu tanggung jawab yg sepadan; dan pers yg telah menikmati kedudukan terhormat pada pemerintahan amerika perkumpulan, wajib bertanggungjawab pada warga dalam melakukan fungsi-fungsi krusial komunikasi massa dalam warga terkini. 

Jika seandainya pers mengetahui tanggungjawabnya dan menjadikannya sebagai landasan kebijaksanaan operasionalnya, maka sistem libertarian akan dapat memenuhi keperluan masyarakat. Bila pers tidak mau menerima tanggungjawabnya, maka harus ada badan lain dalam warga yg menjalankan fungsi komunikasi massa.

Pada dasarnya fungsi pers dibawah teori tanggungjawab social sama menggunakan fungsi pers pada teori libertarian. Digambarkan ada enam tugas pers :yakni:

  • Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi dan perdebatan perihal duduk perkara-problem yg dihadapi masyarakat.
  • Memberi penerangan pada warga, sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri.
  • Menjadi penjaga hak-hak perseorangan menggunakan bertindak menjadi anjing penjaga yang mengawasi pemerintah.
  • Melayani sistem ekonomi dengan mengkomunikasikan pembeli dan penjual atau jasa melalui media periklanan.
  • Memberikan hiburan.
  • Mengusahakan financial secara mandiri, sehingga terbebas dari represi orang-orang yang memiliki kepentingan.

Arah Gerakan Pers Mahasiswa

Keberadaan gerakan pers mahasiswa tentu tidak terlepas dari semangat juang para pemuda Indonesia. Eksistensinya dalam merubah tatanan masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik tercermin dalam setiap zaman pergerakannya. Agenda gerakan pers mahasiswa pada setiap dekade mengembangkan arah gerakan yang berbeda-beda sesuai tuntutan dan perubahan jaman.

Era reformasi merupakan satu tantangan tersendiri bagi gerakan mahasiswa, khususnya gerakan pers mahasiswa. Jika pada era kekuasaan otoriter rezim Soeharto, pers mahasiswa memposisisikan diri sebagai pers alternatif saat pers umum dibungkam oleh penguasa.
Di era reformasi, pers mahasiswa harus memposisikan diri sebagai kekuatan utama dalam mengawal agenda reformasi. Dalam mengemban amanat ini, pers mahasiswa dituntut lebih peka terhadap kondisi sosial, memiliki kemampuan analisis substantif mendalam, dan memiliki semangat serta jiwa pembaharu.

Jika gerakan mahasiswa selalu diidentikkan dengan aksi turun ke jalan, maka pers mahasiswa malah jarang kita saksikan ada di jalan. Pers mahasiswa lebih berorientasi pada pembentukan opini publik yang didasarkan pada kepekaan kondisi sosial masyarakat. Pers mahasiswa hadir sebagai media informasi, penyadaran masyarakat, dan propaganda bagi gerakan mahasiswa lainnya.

Kolaborasi aksi turun jalan dan aksi penyadaran masyarakat yang dimainkan pers mahasiswa telah membuahkan hasil dengan tumbangnya rezim yang telah berkuasa lebih dari 32 tahun. Kehadiran pers mahasiswa menjadi bagian terpenting hingga pada akhirnya gerakan mahasiswa mampu meraih pencapaian yang cukup signifikan.

Namun, setelah rezim Soeharto tumbang dan era reformasi bergulir, gerakan mahasiswa seakan kehilangan lawan dan tak tahu harus berbuat apa. Gerakan mahasiswa seakan terbuai oleh euphoria reformasi sehingga mereka lebih memilih back to campus dan lupa untuk segera berbenah menyusun strategi mengawal agenda reformasi.

Gerakan mahasiswa terbuai oleh bujukan para elit politik yang bersama-sama menumbangkan rezim Soeharto. Kondisi ini membuat gerakan mahasiswa semakin meredup. Bahkan, tidak sedikit dari mereka harus terjebak dalam pertarungan politik. Reformasi 1998 ternyata hanya berganti nama dan warna. Mereka yang menjalankan pemerintahan saat ini tetap orang-orang itu juga.

Inilah yang harus dipahami seluruh elemen gerakan mahasiswa. Kecenderungan ini dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat. Angka kemiskinan meroket, pengagguran merajalela, prilaku korupsi menggila dan kebijakan ekonomi menghimpit rakyat kecil adalah bukti konkrit masih bercokolnya elit "Orde Baru".

Hal ini harus disadari kembali oleh semua elemen mahasiswa, termasuk pers mahasiswa. Pers mahasiswa dan gerakan mahasiswa harus kembali menghidupkan budaya diskusi untuk mengkaji persoalan-persoalan bangsa. Demikian halnya, pers mahasiswa harus segera berbenah diri, melakukan analisis, dan penelusuran akar keterpurukan bangsa ini.


Pers mahasiswa sebagai bagian dari gerakan mahasiswa memiliki nilai kekuatan tersendiri. Di satu sisi, pers mahasiswa sebagai salah satu kekuatan demokrasi. Di sisi lain, pers mahasiswa bertumpu pada identitas mahasiswa sebagai kalangan terdidik dan memiliki kepekaan sosial tinggi. Pers mahasiswa memiliki kebebasan tersendiri, independen dan tak berorientasi profit. Sehingga, lebih leluasa dalam melakukan kritik sosial.

Baca Juga: 

Tumbangnya rezim Soeharto pada 1998 lalu, tidak bisa dilepaskan dari peran pers mahasiswa. Melalui berbagai terbitannya, pers mahasiswa mampu menjadi pemompa semangat mahasiswa dari dalam kampus. Di luar kampus, pers mahsiswa beradu dengan pers umum membangun opini publik dan melakukan penyadaran masyarakat akan hak-haknya.

Suara pers mahasiswa adalah suara kepedulian sosial dan memiliki dimensi mendidik. Ini dimungkinkan karena pers mahasiswa terfokus pada kritik sosial, media informasi, propaganda gerakan, serta media penyadaran publik. Dengan penggabungan dua kekuatan itu, pers mahasiswa mampu menggabungkan dua kekuatan besar yakni pers dengan ketajaman analisisnya dan mahasiswa dengan kemurnian gerakannya.

Creative Inspiration

No comments: